Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

MISI UTAMA AL-QUR'AN

Gambar
Masih dalam kaitan Nuzulul Qur'an,jumpa ini kita akan membicarakan misi-misi utama Al-qur'an untuk umat manusia. Yang pertama, Alqu'ran membebaskan manusia dari ketergantungan kepada benda, membebaskan manusia dari kemusyrikan,13 tahun misi Rosul sepanjang periode Mekah adalah upaya membebaskan manusia dari ketergantungan kepada benda,dari materialistik dan dari kemusyrikan.13 tahun selama di Mekah hanya menanamkan aqidah,membina iman, meluruskan keyakinan dan membentuk tauhid.13 tahun digunakan untuk memasang pondasi, karena bangunan Islam disitulah letak pondasinya.Kita semua tahu kalau kokoh pondasi,kuat bangunan,kalau rapuh pondasi  runtuh bangunan,kalau melenceng pondasi, melenceng juga nanti bentuk bangunan,Bangunan bagaimana pondasinya, begitulah gerak hidup manusia bergantung pada keyakinan yang dimilikinya.Maka dari sini dimulai perjuangan itu dan kesini segalanya akan mencari landasan.Pada keyakinan yang berakar dihati Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah

NUZULUL QUR'AN

Gambar
Minggu ini,kita umat islam diingatkan pada satu peristiwa besar yang pernah terjadi dalam sejarah perkembangan Islam,yaitu peristiwa diturunkannya kitab suci Al-Qur'an atau yang populer dengan peristiwa NUZULUL QUR'AN. Setiap agama mempunyai kitab-kitab suci tentu,Orang Yahudi punya Kitab Taurat, Orang Nasrani punya Kitab Injil,Orang Hindu punya kitab Weda,orang Budha punya kitab Tripitaka,Pengikut Zoroaster, agama Majusi punya Kitab Zenavesta dan kita umat Islam,oleh Allah SWT diberikan Al-Quranul Karim. Mengapa kita yakini Al-qur'an sebagai kitab suci? paling kurang karena tiga hal, pertama sampai dengan hari ini tidak seorangpun yang mampu membuat sati kitab seperti Al-qur'an ini, janganlah satu kitab, bahkan satu suroh sekalipun atau satu ayat sekalipun. Sebuah kitab dinamakan suci kalau dia bebas dari intervensi manusia,kalau memang Al-qur'an buatan seorang yang bernama Muhammad,yang Muhammad mampu melakukannya orang lainpun tentu akan mampu, barangkali belum a

AL QUR'AN

Gambar
Setiap penganut agama di dunia ini mempunyai sesuatu kitab yang dianggapnya sebagai kitab suci, Orang Hindu punya Kitab Wedha, Orang Budha punya Kitab Tripitaka, Yahudi mempunyai Kitab Taurat, Nasrani mempunyai Injil, Penganut Konghucu mempunyai Kitab Tautehking, Orang Majusi mempunyai Kitab Zenavesta, Orang Kebatinan mempunyai Kitab Serat Centani,Hidayat Jati, Darmo Gandul atau Gatoloco. Sementara kita umat Islam,oleh Allah diberikan Kitab Al-QuranulKarim. Mengapa kita yakini bahwa Al-Qur’an ini sebagai kitab suci? Pertama,ia bebas dari intervensi dan investasi manusia. Ia sepenuhnya, baik isi maupun redaksi adalah produk dari Allah Subhanahu Wata’ala. Kita meyakini Al-Qur’an sebagai kitab suci karena sampai hari ini belum ada seorang pun yang sanggup membuat seperti itu. Suatu kitab hanya dinamakan suci jika dia bersih dari investasi dan intervensi manusia. Al-Qur’an ini, sejak turunnya 14 abad yang lalu telah menantang, وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَ

DEMI MASA

Gambar
Setiap orang dalam kehidupan ini, senantiasa berusaha meraih dan mencari sesuatu yang mendatangkan keuntungan,setidaknya keuntungan yang bersifat moril,ini berarti bahwa setiap orang pun dalam hidup ini, selalu berusaha menghindari hal-hal yang bisa membawa kepada kerugian, sekurang-kurangnya kerugian yang bersifat moril. Apa yang mendatangkan keuntungan,apa pula yang mendatangkan kerugian??? persepsi setiap orang pasti berbeda tentang itu.Ada yang beranggapan dia akan beruntung kalau pangkatnya naik, jabatannya menjadi tinggi, hartanya bertambah, tanahnya makin luas, pabriknya makin besar dan begitu seterusnya. Alqur'an dengan tegas mengajarkan kepada kita dibawah sumpah Allah mengatakan : DEMI MASA  والعصر  اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ  Sesungguhnya manusia pasti berada di dalam kerugian. Sudah diawali dengan Wawu lilqosam (sumpah) menggunakan dua huruf sumpah inna & lam taukid. Tanahnya luaskah, pabriknya banyakkah, hartanya berlimpahkah, jabatannya makin tinggikah, pas